Selasa, 20 November 2012

food estate ( program yang menambah derita petani kecil)


MUHAMMAD ARIF
0910222042
KONSEP DAN ETIKA AGRIBISNIS
FOOD  ESTATE
(kebijakan yang menambah derita petani)
       Banyak program yang telah diluncurkan oleh pemerintah terkait dengan penyediaan pangan untuk masyarakat Indonesia. Namun kenyataannya tak satupun diantara program tersebut yang dapat mewujudkan tujuan tersebut, malahan program demi program semakin menindas, mempersulit, dan keberadaan petani semakin ter marginalkan dan bahkan membuat petani kelaparan.
       Sekarang muncul lagi suatu program yang dianggap sebagai solusi atau jalan keluar dari masalah yang dihadapi bangsa ini, terkait dengan ketahanan dan swasembada pangan, yaitu food estate. istilah ini muncul pada tahun 2010 an, seiring dikeluarkannnya peraturan pemerintah No 18 tahun 2012 tentang usaha budidaya tanaman, sebagai payung hokum berinfestasi di food estate.
       Secara definisi, food estate adalah pengembangan produksi tanaman pangan berskala luas. Secara praktis budidaya bertani food estate hanya akan cocok bagi para pemilik modal kuat yakni perusahaan besar. Sang Mentan sepertinya lupa, bahwa tugas beliau adalah untuk membela kaum tani dan bukan melepas tanggungjawab untuk memajukan kaum tani yang sebagian besar berlahan sempit
       Para pembuat kebijakan dan seluruh pendukung food estate harusnya berkaca bahwa terdapat orientasi yang sangat berbeda antara pertanian skala luas dengan model pertanian keluarga. Dalam pertanian keluarga, orientasi utama adalah pemenuhan kecukupan pangan keluarga tani. Ingat keluarga tani merupakan mayoritas dari mereka yang rawan pangan di Indonesia. Adapun tujuan utama bari perusahaan pangan yang akan berinvestasi di Food estate ini hanya memperpendek payback periode untuk meraup untung besar. Bukan untuk mengatasi kelaparan, karena kalau pun stok pangan berlebih tetapi petani tetap tidak memiliki uang, toh tidak bisa membeli.
       Food estate pertama dilaksanakan di Propinsi Papua yang bertujuan untuk mengatasi kasus kelaparan di daerah tersebut. Namun program tersebut tidak menimbulkan tanda tanda akan menyelesaikan masalah disana, bahkan akan menambah permasalahan dan derita rakyat. Karena banyak ketimpangan dan ketidak sesuaian dalam penerapan program food estate ini.diantaranya
       Pertama, program ini menggagalkan salah satu misi UU agrarian. yaitu agar tanah-tanah pertanian diredistribusikan kepada para penggarap dan buruh tani tidak bertanah. Bukan kepada perusahaan yang memiliki modal besar, karena justru memperburuk ketimpangan pemilikan tanah di Indonesia. Food estate diperkirakan akan melanggengkan kondisi buruh tani bekerja banting tulang tanpa ada kesempatan mendapatkan lahan sebagai modal utama bertani.
       Kedua, food esate akan menimbulkan dampak akibat kejahatan Biologi. Jika Food Estate ini dilaksanakan, maka akan terjadi pertanian monokultur skala luas. Kondisi ini akan mengakibatkan iklus ekologi yang terputus. Dan tidak akan mengherankan jika suatu saat di tanah – tanah masyarakat Papua akan semakin tidak produktif dan muncul beragam hama serta gulma baru, karena terputusnya rantai makanan.
       Ketiga, akan berakibat pada munculnya kejahatan Sosial. Jika laju konversi lahan untuk kebutuhan Perusahaan Agribisnis semakin tinggi, maka kepemilikan dan akses lahan masyarakat lokal akan semakin terbatas sehingga akan menimbulkan konflik horizontal. Tidak tertutup kemungkinan suatu saat di tanah Papua setiap harinya kita akan mendapat kabar terjadi peperangan karena semakin terhimpitnya pemenuhan kebutuhan hidup mereka dan tersingkirnya masyarakat lokal.
       Kalau kita lihat dari ketimpangan tentang food estate yang diterapkan di Indonesia, hal ini bukanlah suatu solusi atau terobosan, melainkan adalah suatu bentuk penindasan secar halus yang dilakukan terhadap masyaratkat, khususnya masyarakat kecil. Dengan adanya program ini, berarti pemerintah akan berhasil memperkaya orang orang yang telah kaya dan membiarkan sebagian orang tersebut berdiri tegap dan tertawa diatas penderitaan dan kelaparan rakyat kebanyakan.
       Akhirnya, jika Kementerian Pertanian memang mempunyai maksud mulia untuk menjamin kedaulatan Pangan bangsa dan mensejahterkan petani maka solusi yang tepat adalah pertanian berbasis masyarakat. Tentu saja dengan membuat kebijakan dan program yang memang berpihak pada masyarakat tersebut .
.

 

Rabu, 14 November 2012

AR-THA

ini syapa ya,,,,
hmmm......kayaknya ingat,,,
o dia tnyata orng yang udah nyayangi aku hampir satu tahun,,,,
lama juga yah,,,,hmm.....dia pemecah rekor lho,,,heheh(rekor muri)

yaps...nama nya tira (Sutira desfiyani) alias Suneo,,,
knapa SUneo??? tuh,,,bibir nya klo udah ngambek kyak suneo,,,haha(piss)
o iy,,bentar lagi satu tahun sama dia,,,
harapan apa ya di satu tahun jadian,,,
yang penting,,,aku pengen dia tambah sayang...hehe,,,hmm,,,,bisa terima semua kekurangan q..

" kita g tau sampai kapan dan bagaimana akhir dari hubungan kita ini,,,yang penting kita jalani aj dengan yang terbaik,,saling menerima dan melengkapi,,,,,apapun yang nantinya terjadi allah telah menyiapkan yang terbaik untuk kita,,apakan tetap bersama atau tidak,,,Rasa yang pernah ada antara kita,,sejarah hidup indah yang pernah terukir dalam lembaran hidup q,,,
trima kasih tlah menyayangi ku,,,,
hari ini dia sedang demam,,,gara2 makan es semalaman,,,hari hujan minum es,,,,tpi gpp,,,cepat sembuh ya,,"S.N.O"
ar-tha (arif-tha sutira)

RISIKO DALAM AGRIBISNIS DAN PENANGGULANGANNYA


RESIKO DALAM USAHA PERTANIAN DAN PENANGGULANGANNYA
(Risk In Agriculture Business And Handling)
OLEH:
KELOMPOK 4
(MUHAMMAD ARIF,AYU SUNDARI,RABIATUL HADAWIYAH)
JURUSAN AGRIBISNIS UNIVERSITAS ANDALAS
2012




I.PENDAHULUAN
Dalam melaksanakan setiap usaha tidak akan terlepas dari sebuah risiko.Seperti hal nya dalm usaha pertanian.Usah Pertanian selalu tidak terlepas dari sebuah ketidak pastian dan mengandung risiko.Karena disebabkan dalam melaksanakan usaha pertanian sangat banyak factor yang dapat mempengaruhi keberhasilan usaha tersebut yang terkadang tidak semua factor dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Meskipun demikian usaha ini masih banyak digeluti oleh masyarakt di banyak Negara,seperti di Indonesia dan di India. Di Indonesia Usaha pertanian merupakan mata pencaharian utama masyarakat Indonesia.Lebih kurang 60 % masyarakat Indonesi bekerja di bidang pertanian dan juga salah satu pengahasi devisa Negara.Begitu juga seperti di India banyak masyarakatnya yang bergantung penghidupannya di bidang pertanian.Lebih kurang 70% masyarakat di India bergantung pada usaha pertanian ini. (Perkiraan dari Survei Pengeluaran Konsumsi, Survei Sampel Nasional, 1999/00).
Risiko yang muncul dari usaha pertanian merupakan suatu hal yang buruk/negative yang akan timbul selama melaksanakan usaha tersebut dimana peluang kejadian tersebut serta dampaknya,sebenarnya dapat dihitung dan diperkirakan.Risiko pertanian muncul dari factor yang tidak bisa diprediksi dan dikendalikan sempurna oleh pengusaha,seperti kegiatan biologi (hama dan penyakit),iklim,harga,kecelakaan dll.Dimana untuk dapat mengatasi sebuah risiko yang muncul kita harus dapat mengenali jenis resiko,penyebab risiko,serta seberapa besar dampaknya jika risiko itu terjadi.



1.2. JENIS RISIKO
(I)
Risiko Produksi
usaha pertanian merupaka usaha yang sering ditandai dengan varibialitas hasil produksi yang tinggi atau risiko yang tinggi.Tidak seperti usaha lain petani tidak dapat menentukan jumlah pasti output yang dapat dihasilkan dalam satu kali proses produksi pada saat awal perencanaan.tidak seperti usaha pabrik  roti dimana pada tahap awal produksi pengusaha sudah dapat memproduksi output yang dihasilkan dengan patokan kapasitas mesin yang digunakan dan input yang digunakan ,karena pada usaha pembuatan roti hamper semua factor dapat dikendalikan oleh pengusaha.Tetapi tidak halnya dengan usaha pertanian.Faktor seperti hama,cuaca,penyakit, akan dapat menghalangi maksimalnya produksi pertanian yang mungkin menyebabkan penurunan jumlah produksi bahkan kerugian produksi.
(II) Risiko harga Atau Risiko Pasar

Volatilitas harga input dan Output merupakan sumber penting dari risiko pasar di bidang pertanian.Harga pertanian cenderung berubah dan tidak memiliki kestabian serta tidak adanya kepastian.Varibilitas harga berasal dari pengaruh pasar baik pasar endogen maupun eksogen.Perubahan yang terjadi di pasar akan dipengaruhi oleh kondisi  permintaaan aupun penawaran,Jika jumlah barang yang ditawarkan jumlahnya barang maka secara otomatis harga menjadi anjlok.sedangkan secara global pasar  akan dipengaruhi secara signifikan oleh dinamikan produksi internasional.perubahan harga yang dihadapi oleh pelaku pertanian akan memepengaruhi minat dan kesediaan mereka untuk memproduksi suatu jenis komoditi.
(III) Risiko Keuangan/Kredit
Cara sebuah bisnis dalm membiayai kegiatan bisnisnya merupakan sebuah hal yang diperhatikan dan sering diprihatinkan dalam banyak perusahaan.Dalam hal ini,kegiatan pertanian mempunyai kekhasan tersendiri.petani harus melakukan pertanian dengan modal mereka sendiri dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses produksi,dan petani harus mengantisipasi semua biaya dan semua kemungkinan risiko yang terjadi sebelum usahanya menghasikan dan bisa dipasarkan.Hal ini menyebabkan potensi permasalahan arus kas yang diperburuk juga dengan kurangnya akses petani ke layanan  kredit,layanan asuransi dan tingginya biaya pinjaman.Selain itu proses yang berbelit dan dipersulit dalam melakukan peminjaman modal dapat diklasifikasikan sebagai risiko keuangan.

(IV) Risiko Kelembagaan
Sumber penting lain ketidakpastian bagi petani adalah resiko institusional, yang dihasilkan oleh
hal yang tak terduga,seperti perubahan peraturan yang mempengaruhi aktivitas petani. Perubahan
peraturan, jasa keuangan, tingkat pembayaran dukungan harga atau pendapatan dan subsidi
secara signifikan dapat mengubah profitabilitas kegiatan pertanian. Hal ini terutama berlaku untuk
impor / ekspor rezim dan untuk tunjangan khusus, tetapi juga penting dalam
kasus peraturan sanitasi dan phyto-sanitasi yang dapat membatasi aktivitas produsen
dan membebankan biaya pada produsen
(V) Teknologi risiko:
Seperti kebanyakan pengusaha lain, petani bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari merekakegiatan. Adopsi teknologi baru dalam modernisasi pertanian seperti dipengenalan tanaman transgenik menyebabkan peningkatan risiko produsen pengadopsi.
(Vi) Personal risiko:
hamper semua kegiatan mengandung unsure risiko,salah satunya risiko personal.Risiko personal dalm usaha pertanian akan mempengaruhi kesejahteraan pelaku kegiatan tersebut.Resiko personal yang mungkin muncul seperti risiko asset dari banjir,kekeringan,dan kemungkinan kerusakan atau pencurian asset produksi dan asset pertanian yang lainnya.
2.3. RISIKO STRATEGI MANAJEMEN:

Dalam membahas bagaimana merancang kebijakan manajemen risiko yang tepat, hal ini berguna untuk memahami strategi dan mekanisme yang digunakan oleh produsen untuk menangani risiko.Strategi risiko terdiri dari strategiinformal danstrategi formal.Strategi informal diidentifikasi sebagai "Pengaturan yang melibatkan individu atau rumah tangga atau kelompok-kelompok seperti masyarakat atau desa, "sementara pengaturan formal" berbasis pasar dan kegiatan umum disediakanmekanisme. "berfokus The ex ante atau klasifikasi ex post pada titik waktu di mana reaksi terhadap risiko terjadi: sebelum terjadinya peristiwa merugikan potensial (ex  ante) atau setelah acara tersebut telah terjadi (ex post). Di antara reaksi ex ante, juga dapat berguna untuk menyoroti perbedaan
antara on-farm strategi dan risiko-berbagistrategi


2.3.1. Informal mekanisme:



Ex ante strategi informal ditandai dengan adanya diversifikasi sumber pendapatan dan
pilihan strategi produksi pertanian. Satu
strategi produsen dapat diterapkan
untuk menghindari risiko. Dalam banyak kasus, kemiskinan membuat orang sangat menolak risiko, sering
menghindari kegiatan yang memerlukan resiko tetapi juga bisa membawa keuntungan pendapatan yang lebih besar.
ketidakmampuan untuk mengelola risiko dan menumpuk dan mempertahankan kekayaan kadang-kadang disebut sebagai "Perangkap kemiskinan".Setelah petani telah memutuskan untuk terlibat dalam kegiatan pertanian, strategi produksi yang dipilih merupakan sarana penting mengurangi risiko kegagalan panen. sistem tanam Tradisional di banyak tempat bergantung pada diversifikasi tanaman dan pertanian campuran. diversifikasiTanaman dan sistem tumpangsari adalah sarana untuk mengurangi risiko kegagalan panen karena peristiwa cuaca buruk, hama tanaman atau serangan serangga.

Selain mengubah strategi produksi pertanian,untuk memeinimalkan guncangan akibat risiko stiap petani juga sseharusnya melakukan diversifikasi mata pencaharian.jadi mereka tidak hanya terfokus pada usaha tani saja,tapi juga melakukan diversifikasi seperti beternak,berdagang,membuat kerajinan dll.Pentingnya diversifikasi sebagai bagian dari manajemen resiko banyak ditekankan oleh banyak penelitian.
selain itu manajemen risiko juga dapat dilakukan seperti pengaturan pembagian tanah,menyewa,mempekerjakan orang lain yang gunanya adalah untuk berbagi risiko antar sesame individu sehingga mengurangi dampak dari risiko.untuk mengurang dampak kerugian salah satu usaha terakhir adalah dengan menjual asset,realokasi sumber daya dan tenaga kerja untuk kegiatan off-farm,penangguhan tenaga kerja,mengurangi pola konsumsi dan migrasi.



2.3.2. Formal mekanisme:

Mekanisme manajemen risiko formal dapat diklasifikasikan sebagai publik yang disediakan atau pasar
based . Tindakan pemerintah memainkan peran penting dalam
manajemen resiko pertanian baik ex ante dan ex post. Ex ante pendidikan dan layanan yang diberikan oleh
penyuluh pertanian
untuk membantu membiasakan produsen dengan konsekuensi risiko dan membantu mereka dalam mengadopsi strategi untuk menghadapi risiko. Pasokan input pertanian berkualitas lain institusional institusional. Pemerintah juga mengurangi dampak risiko dengan mengembangkan  infrastruktur yang relevan  dengan mengadopsi skema sosial dan bantuan langsung tunai untuk bantuan setelah guncangan telah terjadi.Seperti disebutkan sebelumnya,. produksi dan risiko pasar mungkin memiliki dampak terbesar pada produsen pertanian. Solusi berbagai risiko berbasis  manajemen pasa telah dikembangkan untuk mengatasi sumber risikotersebut.



2.3.2.1. manajemen resiko Produksi / Cuaca

Asuransi merupakan mekanisme formal yang digunakan di banyak negara untuk berbagi risiko produksi. Asuransi pertanian  adalah  suatu lembaga ekonomi formal yang berfungsi mengelola risiko yang dihadapi oleh petani.
 Lembaga ini bertujuan untuk :
·         Menstabilkan pendapatan petani dengan mengurangi kerugian akibat kehilangan hasil.
·         Merangsang petani mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan secara   konseptual,pengembangan ke arah efisiensi penggunaan sumberdaya.
·         Mengurangi risiko yang dihadapi lembaga perkreditan dan meningkatkan akses petani ke lembaga tersebut.
Asuransi pertanian di Indonesia belum terwujud meskipun secara konseptual pengembangan ke arah itu sudah dicanangkan sejak tahun 1982, sehingg trend dalam bentuk implementasinya belum terlihat meskipun pernah dibentuknya Kelompok Kerja Persiapan Pengembangan Asuransi Panen.
Berkaitan dengan pentingnya lembaga semacam ini, dari tujuan pengadaan lembaga ini dapat disimpulkan lembaga asuransi pertanian akan sangat membantu petani khususnya dalam manajemen risiko. Risiko akan ditekan secara terus menerus sehingga akan menguntungkan pihak petani dan pihak asuransi pun dapat melaksanakan tujuannya dengan baik.

2.3.2.2. Manajemen  resiko harga
Salah satu cara produsen secara tradisional  mengantisipasi harga yaitu denganperjanjian yang menetapkan harga tertentu untuk pengiriman di masa depan. Pengaturan ini adalah
dikenal sebagai kontrak forward dan memungkinkan produsen untuk mengunci harga tertentu, sehingga mengurangi
resiko, tetapi juga mendahului kemungkinan  manfaat dari penyimpangan harga positif. Di pasar tertentu, dan untuk produk tertentu, jenis-jenis pengaturan telah berkembang menjadi kontrak berjangka, diperdagangkan di bursa diatur berdasarkan aturan perdagangan tertentu dan untuk produk standar tertentu. Hal ini mengurangi beberapa risiko  harga yang mungkin terjadi
2.4 Penanggulangan Risiko
(2..4.1) alat dalam Resiko Produksi
a. Stabilitas Usaha
Beberapa perusahaan pertanian memiliki sejarah menghasilkan pendapatan yang lebih stabil dari yang lain. Teknologi modern mungkin dapat mengontrol pengaruh cuaca dalam kegiatan produksi, atau program pemerintah dan permintaan pemasaran dapat mengendalikan harga atau kualitas komoditas yang dijual. Sebagai contoh, irigasi akan menghasilkan hasil panen lebih stabil daripada lahan kering di daerah di mana curah hujan kurang atau tinggi selama musim tanam. Pada ekstrem yang lain, perusahaan seperti ternak, dimana membeli dan menjual harga dapat bervariasi, dan mengembangkan produk yang mudah rusak seperti bunga, buah, dan sayuran, cenderung memiliki pendapatan sangat bervariasi.

b. Diversifikasi
Banyak peternakan menghasilkan lebih dari satu produk untuk menghindari pendapatan mereka tergantung sepenuhnya pada produksi dan harga komoditas tunggal. Jika keuntungan dari satu produk sedikit, keuntungan dari produksi dan penjualan produk lainnya dapat mencegah total keuntungan  jatuh di bawah tingkat yang dapat diterima. Dalam produksi pertanian, diversifikasi dengan memproduksi dua atau lebih komoditas akan mengurangi variabilitas pendapatan jika semua harga dan hasil tidak rendah atau tinggi pada saat yang sama.

Rencana diversifikasi dapat mencakup kegiatan non pertanian juga. Investasi dalam saham dan obligasi, memunculkan bisnis paruh waktu yang tidak terkait dengan pertanian, atau menumbuhkan pekerjaan non pertanian dapat meningkatkan stabilitas pendapatan keluarga. Diversifikasi juga mungkin memerlukan spesialisai keuntungan dalam satu perusahaan untuk mendapatkan manfaat dari variabilitas yang lebih kecil dalam pendapatan bersih.

c. Asuransi
Ada beberapa jenis asuransi yang akan membantu mengurangi resiko produksi dan keuangan. Asuransi formal dapat diperoleh dari perusahaan asuransi untuk menutupi kejadian yang bisa mengancam ekuitas dan kelangsungan bisnis. Alternatif adalah untuk bisnis yang akan ditanggung sendiri, untuk menjaga beberapa jenis ketersediaan cadangan atau keuangan  dalam bentuk  lancar dalam kasus tidak terjadi kerugian. Tanpa cadangan keuangan, gagal panen, badai angin besar, atau api mungkin menyebabkan seperti penurunan keuangan sehingga bisnis tidak dapat dilanjutkan.

Cadangan keuangan yang dimiliki dalam bentuk yang dapat dengan mudah dilikuidasi, seperti rekening tabungan, seringkali mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah dari modal yang sama jika itu diinvestasikan dalam bisnis pertanian atau investasi jangka panjang lainnya. Pengorbanan laba adalah biaya kesempatan yang akan ditanggung sendiri dan harus dibandingkan dengan biaya premi untuk polis asuransi yang akan memberikan perlindungan yang sama.

d. Kapasitas Produksi Tambahan
Ketika cuaca buruk menunda menanam atau memanen tanaman, banyak petani bergantung pada kelebihan mesin pemanen atau kapasitas para pekerja untuk membantu mereka mengejar ketinggalan. Mereka dikenakan lebih tinggi dari biaya kepemilikan mesin atau upah dalam beberapa tahun sebagai asuransi terhadap kerugian tanaman yang bisa terjadi karena penanaman terlambat atau panen di tahun-tahun lainnya. Beberapa operator juga lebih suka untuk memiliki mesin baru untuk mengurangi risiko kerusakan pada saat-saat penting atau biaya perbaikan tak terduga.

e. Pembagian Sewa
Di banyak negara, pembagaian sewa tanaman atau ternak adalah umum. Pemilik tanah biasanya membayar bagian dari beban operasi dan menerima sebagian dari tanaman atau ternak yang dihasilkan bukan pembayaran sewa . Dengan cara ini, risiko produksi yang buruk, harga jual rendah, atau biaya input tinggi dibagi antara penyewa dan pemilik. Penyewa juga membutuhkan modal yang kecil dalam pembagian sewa dari sewa tunai. Beberapa penyewa menggunakan sewa tunai variabel untuk mencapai pengurangan risiko serupa. Kedua jenis sewa dijelaskan dalam Bab 20.

f. Kebiasaan Pertanian dan Makanan
Daripada resiko ketidakpastian harga dan hasil, beberapa operator lebih memilih untuk lahan pertanian peternakan. Mereka melakukan semua operasi mesin lapangan untuk pemilik tanah dengan imbalan pembayaran tetap. Pemilik tanah mengambil semua harga dan risiko hasil. Kebiasaan pengaturan makanan yang sama. Produsen pakan ternak atau dimiliki oleh investor dalam fasilitas mereka sendiri dengan harga tetap per kepala atau per ruang atau tingkat bunga tetap per hari. Kontrak untuk menaikkan atau merawat pengembangan ternak juga tersedia. Meskipun kontrak ternak produksi kustom menyampaikan risiko produksi kepada pemilik ternak, beberapa berisi hukuman untuk menurunkan kematian. Semua perjanjian adat harus dianalisis dengan cermat untuk membandingkan risiko potensial mereka dan mengembalikan indepensi produsen dan pedagang.

g. Pengadaan Input
Beberapa penyedia pakan ternak tergantung pada sumber yang pasti untuk pakan ternak atau untuk menjaga penuh fasilitas mereka. Sebuah kontrak jangka panjang dengan pemasok mengurangi risiko memiliki untuk beroperasi di bawah kapasitas. Harga dapat ditentukan dengan formula yang ditetapkan berdasarkan faktor-faktor kualitas dan harga pasar saat ini. Input utama lainnya dapat dijamin dengan kontrak sebelumnya, juga, seperti tenaga kerja untuk memanen buah dan sayuran.

h. Alat dalam Risiko Pasar
Risiko pasar terjadi karena variabilitas harga komoditas dan karena manajer tidak tahu harga di masa depan ketika akan membuat keputusan untuk menghasilkan komoditas. Beberapa metode dapat digunakan untuk mengurangi variabilitas harga atau untuk menetapkan harga yang baik sebelum saat tanaman atau ternak siap untuk dijual.

i. Penyebaran Penjualan
Alih-alih menjual semua tanaman pada satu waktu, banyak petani lebih suka menjual beberapa kali sepanjang tahun. Sebagai contoh, 25 persen dari hasil panen dapat dijual setiap 3 bulan atau seperenam setiap 2 bulan. Penyebaran penjualan menghindari menjual semua tanaman dengan harga terendah tahun ini, namun juga menghalangi menjual semuanya dengan harga tertinggi. Hasil penyebaran penjualan harus dijadikan harga rata-rata yang mendekati harga tahunan rata-rata komoditas.
Penjualan ternak juga dapat menyebar sepanjang tahun. Ini bisa dicapai dengan memberi pakan beberapa kelompok sepanjang tahun atau dengan melahirkan beberapa kali per tahun. Penyebaran penjualan produk susu dan telur terjadi secara alami, karena sifat terus menerus dari produksi mereka.

j. Penjualan Kontrak
Produsen tanaman seperti biji, stok pembibitan, dan buah-buahan dan sayuran, sering menandatangani kontrak dengan pembeli atau pengolah sebelum penanaman tanaman. Kontrak ini biasanya akan menentukan praktik manajemen tertentu yang harus diikuti, serta harga yang akan diterima untuk tanaman dan mungkin jumlah yang akan diberikan. Jenis kontrak ini menghilangkan risiko harga pada saat tanam dan jaminan produsen akan memiliki pasar. Namun, standar kualitas yang ketat, menimbulkan penambahan risiko produksi.
k. Hedging
Sebuah harga pasar dapat ditetapkan terlebih dahulu oleh hedging pada pasar komoditas berjangka. Hedging adalah kemungkinan sebelum tanaman ditanam serta selama musim tanam atau saat gabah disimpan. Ternak juga dapat hedging pada saat pembelian, atau setiap saat selama periode menyusui.
Hedging melibatkan penjualan komoditi kontrak berjangka bukan komoditas yang sebenarnya, biasanya karena manajer saat ini tidak mampu atau tidak mau memberikan komoditi pada waktu itu. Kontrak tersebut dibeli oleh seorang pembeli di bursa pasar berjangka di suatu tempat, yang mungkin merupakan pengolah yang ingin mengunci harga komoditas untuk penggunaan masa depan atau spekulan berharap untuk menjual kontrak kemudian untuk harga yang lebih tinggi. Meskipun kontrak berjangka untuk beberapa komoditas memungkinkan untuk pengiriman saat kontrak berakhir, kontrak biasanya dibeli kembali dan komoditas dijual di pasar tunai lokal. Harga tunai dan berjangka biasanya bergerak ke atas atau ke bawah bersama-sama. Dengan demikian, laba atau rugi yang terjadi karena pasar tunai naik atau turun diimbangi dengan kerugian yang sesuai atau keuntungan atas kontrak berjangka.

l. Pilhan Komoditas
Banyak pemasar tidak menyukai kenyataan bahwa meskipun kontrak kedepan atau hedging  melindungi mereka terhadap penurunan harga, itu juga mencegah mereka dari mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Mereka lebih suka menggunakan pilihan komoditas yang menetapkan harga minimal dalam pertukaran untuk membayar biaya mengatur atau premium, tetapi masih memungkinkan mereka untuk menjual dengan harga lebih tinggi.

m. Fleksibilitas
Beberapa strategi manajemen memungkinkan pelaksana untuk mengubah keputusan jika tren harga atau kondisi cuaca berubah. Penanaman tanaman tahunan bukan tanaman tahunan atau permanen adalah salah satu contoh.
Investasi pada bangunan dan peralatan yang dapat digunakan untuk lebih dari satu perusahaan lain. Banyak produsen gandum membangun tempat penyimpanan sehingga mereka dapat menunda pemasaran sampai harga lebih menguntungkan. Dalam kasus ternak, hewan dapat dijual sebagai ternak pengumpan atau selesai untuk bobot potong. Menyewa aset tertentu seperti tanah atau mesin daripada membelinya adalah contoh lain dari mempertahankan fleksibilitas manajemen.

(2.4.2) Alat dalam Risiko Keuangan
Mengurangi risiko keuangan memerlukan strategi untuk menjaga likuiditas dan solvabilitas. Likuiditas diperlukan untuk menyediakan uang tunai untuk membayar kewajiban hutang dan untuk memenuhi kebutuhan keuangan yang tak terduga dalam jangka pendek. Solvabilitas adalah berkaitan dengan kelangsungan usaha jangka panjang, atau memiliki cukup aset untuk mengamankan hutang bisnis.

a. Suku Bunga Tetap
Banyak pemberi pinjaman menawarkan pinjaman di tingkat bunga tetap atau variabel. Tingkat bunga tetap mungkin lebih tinggi ketika pinjaman dibuat tetapi mencegah biaya pinjaman dari peningkatan jika suku bunga terus meningkat.

b. Self-Kredit Likuidasi
Self-liquidating pinjaman adalah yang dapat dilunasi dari penjualan agunan pinjaman. Contohnya adalah kredit untuk pembelian ternak pengumpan dan input produksi tanaman. Pinjaman pribadi dan pinjaman untuk tanah atau mesin adalah contoh pinjaman untuk yang tidak self-liquidating. Keuntungan dari diri likuidasi pinjaman adalah bahwa sumber uang yang akan digunakan untuk pembayaran kembali dikenal dan relatif bisa diandalkan.

c. Cadangan Liquid
Memegang cadangan uang tunai atau aset lainnya yang mudah dikonversi menjadi kas akan membantu pertanian saat hasil buruk dari strategi yang berisiko. Namun, mungkin ada biaya kesempatan untuk menyimpan dana dalam cadangan daripada investasi mereka dalam bisnis atau aset jangka panjang.

d. Cadangan Kredit
Banyak petani tidak meminjam sampai batas dikenakan pada mereka oleh pemberi pinjaman mereka. Kredit yang tidak terpakai atau cadangan kredit berarti dana tambahan pinjaman dapat diperoleh dalam hal beberapa hasil yang tidak menguntungkan. Teknik ini tidak secara langsung mengurangi risiko tetapi memberikan margin keamanan. Namun, juga memiliki biaya kesempatan, sama dengan keuntungan tambahan modal yang tidak terpakai mungkin telah menguntungkan dalam bisnis.

e. Pemilik Modal
Dalam analisis akhir, itu adalah ekuitas dalam bisnis yang menyediakan solvabilitas dan banyak likuiditas. Oleh karena itu, ekuitas harus terus meningkat, terutama selama tahun-tahun awal bisnis, dengan mempertahankan keuntungan dalam bisnis atau menarik modal luar.

(2.4.3) Alat dalam Risiko Hukum
a.Bisnis Organisasi
Pertanian dan peternakan dapat diatur dalam beberapa bentuk hukum yang berbeda. Beberapa dari mereka, seperti perusahaan, perseroan terbatas, dan koperasi, menawarkan perlindungan yang lebih dari kewajiban hukum dan kerusakan daripada yang lain.
b. Perencanaan Estate
Memiliki kemauan dan rencana estate yang menyediakan untuk transisi tertib peternakan atau bisnis pertanian untuk ahli waris akan sering menyimpan ribuan dolar dalam pajak real dan pendapatan atau pendapatan yang hilang karena manajemen terganggu dan pembagian ukuran sebuah bisnis efisien. Memiliki sewa lahan dan kontrak secara tertulis juga akan mengurangi masalah hukum di jalan.

c. Kewajiban Asuransi
Kewajiban asuransi melindungi terhadap tuntutan hukum oleh pihak ketiga atas cedera atau kerusakan peralatan yang diasuransikan atau karyawan mungkin akan bertanggung jawab. Kewajiban klaim di sebuah peternakan dapat terjadi ketika ternak berkeliaran ke jalan dan menyebabkan kecelakaan atau ketika seseorang terluka karena peralatan pertanian. Risiko klaim kewajiban mungkin kecil, tetapi beberapa kerusakan sudah sangat besar. Kebanyakan orang merasa asuransi metode yang tidak mahal untuk memberikan beberapa ketenangan pikiran dan perlindungan terhadap kejadian tak terduga.

(2.4.4)Alat dalam Risiko Pribadi
a.Asuransi Kesehatan
Petani wiraswasta dan peternak sering mengalami kesulitan memperoleh asuransi kesehatan dengan biaya yang wajar. Biaya setelah pajak telah dikurangi sedikit dengan membuat lebih dari pajak premi. Meningkatkan tingkat di mana cakupan dimulai dan memperoleh kebijakan melalui organisasi pertanian juga dapat mengurangi biaya. Mengingat tingginya biaya perawatan medis dan ketidakpastian yang dihadapi dalam masalah kesehatan, tidak ada manajertanpa beberapa jenis asuransi kesehatan. Ini juga berlaku untuk asuransi kompensasi pekerja bagi karyawan.

b. Asuransi jiwa
Asuransi jiwa tersedia untuk memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian yang mungkin timbul dari kematian mendadak dari pelaksana pertanian atau anggota keluarga. Dana asuransi dapat digunakan untuk memenuhi pengeluaran hidup keluarga, melunasi hutang yang ada, membayar pajak warisan, dan memenuhi biaya lain untuk mentransfer manajemen dan kepemilikan bisnis. Perawatan harus dilakukan untuk memilih jenis asuransi jiwa yang paling cocok bagi kebutuhan setiap individu.

c.Tindakan Pengamanan
Akal sehat, perhatian atas pekerjaan di tangan, dan tidak terburu-buru akan menghindari kecelakaan dan cedera. Langkah-langkah keselamatan umum termasuk penjaga mesin tetap di tempat: mematikan mesin sebelum membuat perbaikan atau penyesuaian, bukan memindahkan peralatan di jalan umum setelah gelap; prosedur yang ditentukan untuk menerapkan pestisida dan pupuk; dan menghindari kedekatan dengan besar, ternak yang tidak terkendali.

d. Backup Manajemen

Ketika hanya satu orang yang mengetahui tentang aspek-aspek kunci dari bisnis pertanian, kecelakaan tiba-tiba atau penyakit serius bisa mengganggu hari-hari dan jangka panjang operasional. Karyawan kunci, pasangan dan pengacara harus tahu lokasi pajak, keuangan, dan catatan hukum dan mampu turun tangan ketika operator utama tidak dapat melanjutkan.
Manakah dari alat-alat manajemen risiko banyak dipekerjakan oleh sebuah pertanian atau peternakan tertentu akan tergantung pada jenis risiko yang dihadapi, stabilitas keuangan bisnis, dan sikap menanggung risiko dari manajer.

2.5 Kesimpulan
setiap usaha yang dijalani pasti mengandung risiko.Begitu juga usaha pertanian,Pada usaha ini tingkat risiko yang dapat terjadi cukup besar karena banyak factor yang menyebabkan timbulnya risiko tersebut tidak dapat dikendalikan sepenuhnya oleh petani.Seperti,cuaca,harga,keadaan ekonomi,pasar,dll.Jenis risiko pada usah pertanian terdiri dari risiko produksi,teknologi,personal,kelembagaan dan risiko harga/pasar.
Meskipun demikian untuk mengatasi dan menanggulangi risiko tersebut banyak cara yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk mengalihkan risiko,berbagi risiko,atau memperkecil dampak risiko tersebut.

sumber :
-report of the working group on risk management in agriculture



http://journal.ipb.ac.id/index.php/jmagr/article/view/3319/2244 manajemen resiko produksi dan penerimaan
pad1 semi organik

budidaya kroto

Budidaya kroto toples –  Media untuk mengembangkan ternak atau  budidaya semut rangrang penghasil kroto sebenarnya ada banyak . Seperti posting sebelumnya. Medi bambu atau  paralon.
di tulisan ini saya akan cerita pemanfaatan toples transparan sebagai media ternak.
yang kita butuhkan sebagai media utama adalah toples transparan yang ada di pasaran yang pada umumnya sering digunakan untuk tempat kerupuk atau makanan kecil.
harga di pasar bervariasi tergantung ukuran dan juga merek.
tapi harga berkisar 8.000-15.000.
untuk lebih mudah mari kita mulai mencoba buat
saya tidak menghitung tentang alokasi rak dan media penunjang lainnya karena itu bisa relatif masing-masing.
Bahan yang di butuhkan  untuk  Budidaya kroto toples adalah :
1. toples 10.Lt 13.000
1. nampan plastik diameter agak besar 7.000
1. rengkot/lepak/tempat nasi plastik 6.000
Lubangi bagian bawah toples dengan diameter 7 cm. cukup 1 lubang.
letakan nampan plastik dengan posisis datar , isi air hingga hampir 1/2 bagian nampan
letakan rengkot atau kalau tidak bisa dengan batu bata ditengah nampan sebagai media meletakan toples
lubang toples yang telah dibuat kita tutup menggunaka lakban untuk mencegah lari semut
setelah kita pindah semut rangrang dari sarang sebelumnya ketoples yang telah kita sediakan tutup rapat dengan tutupnya ( disini kita siapsiap untuk diserang dan digigit oleh semut rangrang karena mereka pasti merasa terancam)
letakan toples ke media rantang / batu bata dengan posisi tutup pada bagian bawah
setelah posisi baik dan benar buka lakban yang tadi menempel . maka segeralah para semut tersebut akan berlarian lewat lubang itu.
bila kita membeli bibit dari penjual yang sudah bermedia toples maka kita tinggal memposisikan terbalik kemudian membuka lakbannya
lebih aman dan praktis
sebagai media pakan kita bisa menggunakan potongan gelas air mineral atau tempat pakan burung ukuran kecil, tempat minum bisa dari tutup botol air mineral,
sebagi pakan awal bisa kita beri ulat hongkong, minum dengan air gula agak kental.
potongan tulang untuk penunjang protein
Artikel yang terkait dengan budidaya kroto toples adalah : 
budidaya kroto toples, budidaya semut kroto,ternak semut rangrang, bisnis kroto, kroto usaha, beternak kroto, cara beternak kroto, kroto pakan burung, video budidaya kroto toples, download budidaya kroto toples, tutorial budidaya kroto toples, gambar budidaya kroto toples, kursus budidaya kroto toples.